Entri Populer

Selasa, 21 Juni 2016

Makalah Pembelajaran Scramble


MODEL PEMBELAJARAN
SCRAMBLE

MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir mata kuliah Etika dan Profesi Pendidik

Dosen pengampu : Salimudin, M.Pd.

Oleh :

ASRI NUR INDAH A                       1515500013
DARMA SUSILO                             1515500018
ISTYWAN NURJANAH                  1515500037



PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016




PRAKATA

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk melengkapi sebagian tugas akhir semester di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Progam Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Pancasakti Tegal. Dalam penyusunan makalah ini sebelumnya penulis melaksanakan pengumpulan data dari berbagai sumber di internet.
Dalam  penulisan Makalah ini, tidak terlepas dari bantuan pihak lain, oleh karenanya kami menyampaikan terimakasih kepada Bapak Salimudin, M.Pd.  selaku Dosen pengampu mata kuliah Etika dan Profesi Pendidik.
Penulis juga menyadari dalam  penulisan makalah seminar ini masih banyak sekali kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi bahasanya,untuk itu penulis meharapkan kritik dan saran agar makalah ini lebih baik lagi.


Tegal, 17 Juni 2016

                                     Penulis






DAFTAR ISI

Halaman Judul
Prakata
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
1.2.    Rumusan Masalah
1.3.    Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.    Pengertian Model Pembelajaran Scramble
2.2.    Prosedur Pembelajaran dengan Metode Scramble
2.3.    Manfaat Penggunaan Metode Scramble
2.4.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble
2.5 Penerapan Metode Pembelajaran Scrambel pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
3.2.    Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Harjasurjana dan Mulyati dalam Rahayu (2007) “Mengemukakan bahwa Istilah “Scramble” berasal dari bahasa inggris yang berarti perbuatan, pertarungan, perjuangan.” Istilah ini digunakan untuk sejenis permainan kata, dimana permainan menyususn huruf-huruf yang telah diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat .
Menurut Fadmawati (2009) pembelajaran metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal, sedangkan Soeparno (1998:60) berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Hasil belajar mennurut Dimyati dan Mudjiono (2006), hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran . Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal, maka harus dipenuhinya factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar salah satunya adalah penggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai denag  proses belajar mengajar dikelas.
Pembelajaran akan lebih efektif apabila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai (Guntur, 2014).
Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengematan objek langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS, mengguanakan media yang ada di sekolah, dan menggunakan metode tanya jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal. Jika kondisi yang seperti ini tidak dicari alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, tidak ada hal yang membangkitkan motivasi siswa sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia jadi membosankan.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi kebanyakan siswa masih dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Siswa bosan dihadapkan dengan teks-teks yang dianggap membuat mengantuk dan tidak beranjak dari teks dan teks saja. Ketidaksukaan peserta didik ini terbukti jelas dengan hasil tes bahasa Indonesia yang seringkali menjadi hasil tes terendah dari semua mata pelajaran.
Sehingga untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa sekolah menengah pertama, perlu memanfaatkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran scramble agar prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa SMP dapat meningkat.

1.2. Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian Model Pembelajaran Scramble ?
2.    Bagaimana prosedur Model Pembelajaran Scramble?
3.    Apakah manfaat Model Pembelajaran Scramble?
4.    Apakah kekurangan dan kelebihan Model Pembelajaran Scramble?
5.    Bagaimana cara menerapkan Model Pembelajaran Scramble?

1.3. Tujuan
        1. Dapat mengetahui pengertian Model Pembelajaran Scramble.
        2. Mengetahui prosedur pembelajaran Scramble.
        3. Dapat mengetahui manfaat Model Pembelajaran Scramble.
        4. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan Model Pembelajaran Scramble.
        5. Dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan  Model Pembelajaran Scramble.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Metode Pembelajaran Scramble
Istilah scramble berasal dari bahasa inggris yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal. Sedangkan Soeparno berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk yakni:
a.       Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya:
·         alpjera = pelajar
·         ktarsurt = struktur

b.      Scramble kalimat: yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contohnya:
·         komme – Ich – aus – Bandung = Ich komme aus Bandung


c.       Scramble wacana: yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis, bermakna.
             Melalui pembelajaran kooperatif metode scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata,          kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih          baik dari susunan aslinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Pembelajaran kooperatif metode scramble adalah sebuah metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pelajaran membaca pemahaman bahasa Jerman.

2.2. Prosedur Pembelajaran dengan Metode Scramble
Pembelajaran kooperatif metode scramble, memiliki kesamaan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, yaitu siswa dikelompokkan secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, atau jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda. model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat dilakukan seorang guru dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·        Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang di acak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut     
·        Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa.
·        Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran metode scramble ini adalah model pembelajaran kelompok yang membutuhkan kreativitas serta kerja sama siswa dalam kelompok. Metode ini memberikan sedikit sentuhan permainan acak kata, dengan harapan dapat menarik perhatian siswa.

2.3. Manfaat Penggunaan Metode Scramble
 Bagi Peserta Didik:
 a.      Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengingat istilah yang sulit akan terkurangi bebannya.
 b.      Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar.
 c.       Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi.

  Bagi guru:
 a.       Mendapat Pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran.
 b.      Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan untuk memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik.
 c.       Guru dapat semakin menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan tapi tetap serius.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble
a.       Kelebihan
1.      Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif, sehingga dalam teknik ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.
2.      Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.
3.   Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.
4.      Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5.      Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju.

                 Kekurangan
1.      Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2.      Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
3.      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikann oleh guru.
4.      Metode permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.

2.5. Penerapan Metode Pembelajaran Scrambel pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Maka mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. 

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Di bawah ini akan dicontohkan penerapan penggunaan metode scramble pada mata pelajaran ips.
Ø  Media:
·         Membuat pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
·         Membuat jawaban yang diacak hurufnya

Ø  Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
·         Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
·         Membagikan lembar kerja sesuai contoh.

Contoh : Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A!
NO
KOLOM A
KOLOM B
1
... adalah cerita pendek yang memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
RCENPE
2
.... adalah merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan.
EMAT
3
Latar cerpen dapat berupa ... , waktu, suasana, dan budaya yang melingkupi cerpen.
EMAPTT
4
Sudut pandang adalah cara pengarang bercerita dengan menempatkan ... sebagai orang pertama, kedua, ketiga, atau bahkan di luar cerita.
EANGPAGNR
5
... adalah urutan atau jalannya cerita di dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis.
LUAR

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Scramble adalah sebuah permainan yang dapat dilakukan oleh 2-4 orang dalam permainan tersebut para pemainnya harus menyusun kembali kata-kata dari potongan kalimat-kalimat yang susunannya telah diacak terlebih dahulu. Secara umum digunakan untuk melatih siswa dalam menguatkan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melalui bantuan lembar kerja yang berisi kata-kata yang diacak hurufnya.

3.2. Saran
Beberapa saran yang bisa disampaikan dalam tulisan ini antara lain :
·        Dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,guru SD menerapkan model-model pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.
·        Metode Scramble masih banyak kekurangannya untuk itu para guru SD harus bisa membuat lebih bervariasi dan inovatif untuk mendorong motivasi siswa dan kemampuannya yang berbeda-beda.
·        Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia guru hendaknya berkreasi dalam memanfaatnya media pembelajaran yang menunjang efektifitas kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://pgsd-vita.blogspot.co.id/2013/01/metode-pembelajaran-scramble.html

http://soddis.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-dan-tujuan-bahasa-indonesia.html



http://www.kelasindonesia.com/2015/03/penjelasan-unsur-instrinsik-cerpen-dan-contohnya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar