Entri Populer

Senin, 11 Desember 2017

OPINI

Kita sering menemukan kasus tenggelamnya anak kecil di saat berenang di pantai. Salah satunya ditemui di pantai Larangan desa Munjungagung Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.

Hampir tiap tahun nyawa hilang akibat tidak adanya pengawas pantai yang menjaga serta mengawasi para pengunjung yang asyik berenang. Seharusnya ada tindak lanjut untuk keamanan bagi para pengunjung semisal diwajibkannya menggunakan pelampung saat berenang maupun diberi tanda jarak bahasa berenang dalam pantai.

Kelambatan dalam penanganan ketika ada yang tenggelam diakibatkan tidak adanya pengawas pantai serta peralatan yang mendukung untuk mengevakuasi korban. Pemerintah daerah dan pengelola pantai belum begitu memperhatikan permasalahan ini terkait dengan sarana, prasarana serta keamanan pantai.

FEATURE


Cara Penggunaan Media Pembelajaran Puisi Warna Origami
1.   Peserta didik diminta berkelompok menjadi 5 kelompok
2.   Perwakilan dari tiap kelompok maju ke depan untuk memutar media pembelajaran/kinciran
3.  Peserta didik diminta memutar kinciran dan tunggu sampai kinciran berhenti tepat di salaj satu warna yang ditunjuk oleh jarum
4.  Peserta didik mengambil origami sesuai warna yang terpilih. Di dalam origami tersebut terdapat clue materi mengenai puisi dan satu kata yang akan dijadikan puisi.
5.  Selanjutnya peserta didik diminta berdiskusi dengan kelompoknya mengenai materi yang mereka dapat pada origami dan memaparkannya di depan kelas

6. Setelah semua kelompok memaparkan hasil diskusinya, tiap kelompokdiminta membuat puisi sesuai dengan kata yang didapat. Setiap peserta didik membuat 4-5 baris puisi sesuai dengan tema yang sudah terpilih dan dirangkai menjadi satu puisi tiap kelompoknya.

Pementasan Drama Pendidikan Bahasa Indonesia

TEGAL – Pementasan drama semester 5 Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal digelar di Auditorium UPS Tegal. Pementasan ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah Pementasan Drama.
Pementasan yang berlangsung selama 2 hari yakni pada hari sabtu-minggu tanggal 2-3 Desember 2017 ini menampilkan 2 pementasan dalam sehari.. Pada hari pertama pukul 16.30 WIB dibuka pementasan drama dari 5C dengan naskah Milik-Malik yang disutradarai Agung. Setelah pementasan pertama selesai dilanjutkan dengan penampilan Teater Akar yang menampilkan Dramatikalisasi Puisi.
Penampilan kedua pun tak kalah meriah yakni dari 5D dengan naskah Togo-Togo yang disutradarai Hierofani.

Pada hari kedua menampilkan pementasan dari 5A dengan naskah Bilur yang disutradarai Fajar dan 5B dengan naskah Pengabdian ½ Harga yang disutradarai Veny.
Antusias penonton pun sangat besar, terlihat dari habisnya 100 lebih tiket sebelum hari pementasan.

Selasa, 18 Oktober 2016

Cerita Rakyat


1. Pengertian cerita rakyat
Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa.

2. Ciri-ciri Cerita rakyat
  • ·         Disampaikan turun-temurun.
  • ·         Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya
  • ·         Kaya nilai-nilai luhur
  • ·         Bersifat tradisional
  • ·         Memiliki banyak versi dan variasi
  • ·         Mempunyai bentuk – bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapkannya.
  • ·         Bersifat anonim, artinya nama pengarang tidak ada.
  • ·         Berkembang dari mulut ke mulut.
  • ·         Cerita rakyat disampaikan secara lisan.



3. Cerita Rakyat Malin Kundang

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. “Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak”, ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
“Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

(SELESAI)

DAFTAR PUSTAKA

https://mynameis8.wordpress.com/2013/08/01/pengertian-dan-ciri-ciri-cerita-rakyat/
https://dongengkakrico.wordpress.com/cerita/cerita-rakyat-malin-kundang/

Senin, 17 Oktober 2016

Sedikit Sejarah Persekat Kabupaten Tegal

Sejarah adalah tempat keberangkatan. Jika tempat berangkat saja kita tidak tahu, lalu, bagaimana dengan tujuan yang akan kita tuju? Penulis asal Sovyet, Maxim Gorky, bahkan memiliki teori tersendiri soal ini: Rakyat harus tahu sejarahnya. “The people must know their history,” kata pengarang yang menginspirasi Pramoedya Ananta Toer itu. Lain Gorky, Bapak Proklamator Indonesia Bung Karno jauh-jauh hari telah mewanti-wanti; jangan sekali-kali melupakan sejarah, jas merah!

Dalam artikel lama berjudul Masih Teka-Teki, aku pernah menulis: burengnya sejarah kelahiran Persekat Kabupaten Tegal, selain karena minim dan sepi publikasi, juga karena sampai saat ini, terjadi semacam ‘kemiskinan’ kesadaran untuk mencari tahu dan mencatat. Sehingga, fakta sejarah menjadi serpihan yang tercecer ke mana-mana, di mana-mana. Padahal, sejarah adalah batu pijakan, kekuatan kaki untuk melangkah ke hari depan.

Belum lama ini, Asosiasi PSSI Kabupaten Tegal mengundang sesepuh dan tokoh persepakbolaan di tanah Slawi. Di antaranya yang hadir, yakni Parjono dan Tarmuji. Pada kesempatan itu, sidang menyepakati, berdasarkan memori kolektif dan dicocokan dengan data-data yang ada, kelahiran Persekat ditetapkan pada tahun 1962. Sebelumnya, publik mengambill tahun 1986 sebagai ‘kemungkinan’ bayi Persekat dilahirkan.

Asumsi tahun 1986, diambil seiring masa transisi perpindahan pemerintahan administratif Kabupaten Tegal, yang ‘bercerai’ dengan Kota Tegal, dan kemudian beribukota di Slawi. Dalam sidang yang diselengarakan di kompleks DPRD Kabupaten Tegal kemarin, dipastikan, bahwa, Persekat lebih dulu dilahirkan dari Persegal Kota Tegal. Periode 1960-an, memang merupakan periode di mana klub-klub di karesidenan Pekalongan mulai banyak bermunculan. Seperti misalnya, Persab Brebes yang didirikan tahun 1964.

Parjono dan Tarmuji menuturkan, cikal Persekat pertama kali merumput di Lapangan Sepak Bola Dukuh Kemanglen, Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Lapangan ini, semula adalah Pabrik Gula yang sempat eksis di jaman Belanda, pada tahun 1870-an. Maklum, Stadion Tri Sanja yang kini menjadi home base, baru didirikan pada tahun 1980-an. Karena satu dan lain hal, Persekat diketahui pernah bolak-balik merumput ke Kota Tegal.

Singkat kata, Persegal ketika itu, kemudian menjadi lebih hidup dibandingkan Persekat. Ketika Persekat mati suri, di Kabupaten Tegal muncul perkumpulan-perkumpulan sepak bola. Salah satu yang diceritakan, Tim Kere-Kere Kumpul atau Kerepul. Konon, tim ini dihuni oleh pemain-pemain yang kere (susah). Kendati demikian, prestasi Tim Kerepul tidak main-main. Mereka ikut kompetisi dengan menggunakan bendera Persekat. Pemain-pemain Persegal, saat itu juga tidak sedikit yang kemudian bermigrasi membela Persekat.

Jika dulu Persegal diduga sebagai cikal bakal Persekat, sekarang sesepuh telah mengabarkan sebaliknya: Persekat adalah cikal bakal Persegal, karena Persekat lebih dulu dilahirkan. Lebih dari itu, penetapan sejarah ini sedikit telah menyibak teka-teki. Ini, merupakan hal baru dalam kepengurusan Askab PSSI Kabupaten Tegal, yang kini dikomandani KRT Sugono Adinegoro. Sebelumnya, sejarah kelahiran dianggap tidak penting.

Setidaknya, hal itu menunjukkan spirit, kepengurusan baru benar-benar memiliki komitmen untuk nataninguripilan ngopeni Laskar Ki Gede Sebayu, bukan sebaliknya. Sebab, demikianlah seharusnya watak yang Negali. Begitulah semestinya penggambaran dari bocah angon yang disiratkan dalam falsafah Banteng Loreng Binoncengan. Ke depan, semoga bocah angon dan bantengnya yang diangon itu tetap senafas dalam menghadapi ujian yang mungkin datang dari raja hutan. Semoga saja!


DAFTAR PUSTAKA

http://khoerulanamsyahmadani.blogspot.co.id/2015/02/1962.html

Musikalisasi Puisi

A. Pengertian Musikalisasi Puisi
Puisi adalah bentuk sastra yang memperhatikan pilihan kata dan kepaduan bunyi. Sebuah puisi, jika dibacakan dengan indah dan penuh penghayatan, merupakan sebuah penampilan seni yang menarik. Untuk menjadikan pembacaan puisi lebih ekspresif dan menarik, pembacaan puisi dapat dikemas dalam bentuk musikalisasi puisi. Musikalisasi puisi merupakan kegiatan pembacaan puisi dengan cara dilagukan, diberi irama, atau diiringi musik yang sesuai dengan isi puisi. Musikalisasi dapat membantu membangun suasana dan imajinasi kita dalam mengapresiasi puisi. Musikalisasi puisi juga dapat diartikan melagukan sebuah puisi atau membaca puisi dengan diiringi musik. Yang diperhatikan dalam musikalisasi puisi adalah makna, suasana, dan irama puisi.
Kegiatan yang dapat digolongkan ke dalam musikalisasi puisi ada dua jenis:
1.      Pembacaan puisi dengan iringan musik.
2.      Pemberian titik nada atau tangga nada pada baris-baris puisi,sehingga puisi tersebut dapat dinyayikan.

B. Unsur-unsur membuat karya musikalisasi puisi
Untuk mendukung  penerapan teknik musikalisasi puisi perlu sedikit penguasaan unsur-unsur musik secara umum. Unsur-unsur musik yang dimaksud adalah:
  1. Nada
Nada merupakan bagian terkecil dari lagu. Nada dalam pengertian musisk adalah suara yang mempunyai getaran tertentu dan mempunyai ketinggian tertentu. Nada dalam tangga nada diatonis mempunyai jarak interval tertentu juga. Dalam kegiatan musikalisasi puisi nada merupakan unsur dasar.
  1. Melodi
Nada-nada di atas akan bermakna jika disusun secara horizontal dengan lompatan-lompatan (interval) tertentu. Nada-nada yang disusun secara horizontal tertentu itu dinamakan melodi. Melodi inilah yang kemudian menjadi kalimat lagu dan terdiri dari frase-frase serta tema tertentu. Deretan melodi kemudian menjadi lagu.
  1. Irama
Irama menentukan bentuk lagu. Irama di dalam musikalisasi puisi menjadi sangat penting untuk memberi jiwa dari puisi yang diapresiasi.
  1. Tangga nada
Tanda nada  berpengaruh besar terhadap penjiwaan puisi. Penggunaan tangga nada minor dipakai untuk puisi-puisi atau lagu yang berjiwa melankolis, sendu, sedih, duka, pesimistis.
  1. Tempo
Tempo menentukan karakter lagu. Tempo secara umum adalah sesuatu yang berhubungan dengan cepat lambatnya lagu dinyanyikan (musik dimainkan. Dalam permainan musik, tempo dinyatana dengaan tanda yang merupakan ramu-ramu yang harus ditepati dalam menyanyikan lagu.
  1. Dinamika
Kadangkala suatu lagu dinyanyikan dengan sangat lembut pada awal penyajian, kemudian berangsur-angsur keras, atau mendadak keras, kemali melembut pada bagian tertentu, kemudian mengeras atau melembut pada bagian akhir (ending). Perubahan keras-lembutnya lagu ini akan memberikan nuansa penjiwaan pada penyajian lagu dan ini disebut dinamika.
  1. Ekspresi
Ekspresi menjadi bagian terpenting dalam menyajikan sebuah lagu. Keberhasilan menterjemahkan karya seni musik menjadi tantangan terbesar bagi seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu.
  1. Harmoni
Harmoni menjadi sangat  dibutuhkan ketika musikalisasi puisi sudah sampai pada tahap orkestrasi yang melibatkan unsur instrumen musik iringan. Harmoni adalah paduan bunyi di dalam suatu lagu yang terdiri dari beberapa suara yang sesuai dengan akor.


  1. Bentuk lagu
Bentuk lagu yang dimaksud adalah komposisi lagu secara tertulis/tekstual. Bentuk lagu akan tergantung kepada tipografi lirik yang diikutinya.

C. Cara memusikalisasi puisi
Musik memiliki karakteristik tersendiri. Puisi pun demikian. Dalam musikalisasi puisi, musik dan puisi ini dipadukan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan makna puisi. Agar dapat melakukannya dengan baik, tentulah harus dikuasai teknik-tekniknya. Berikut ini ada beberapa hal yang harus dilakukan agar dapat memusikalisasi puisi secara baik.
1.      Menentukan puisi yang akan dimusikalisasi.
2.      Mengapresiasi puisi yang telah ditentukan.
3.      Memerhatikan kesusastraan isi puisi dengan suasana yang dibangun.
4.      Menentukan alat musik yang digunakan untuk mengiringi musikalisasi puisi.
5.      Menentukan notasi nada yang akan digunakan
6.      Setelah melakukan kedua tersebut satukan puisi yang kita baca dengan musik.
7.      Musik harus sesuai dengan isi puisi agar pendengar paham dengan isi puisi karna itulah.



D. Contoh puisi

Gugur

Pengarang: W.S Rendra
Kategori: W.S Rendra
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
luka-luka di badannya

Bagai harimau tua
susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
menatap musuh pergi dari kotanya

Sesudah pertempuran yang gemilang itu
lima pemuda mengangkatnya
di antaranya anaknya
Ia menolak
dan tetap merangkak
menuju kota kesayangannya

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Belumlagi selusin tindak
mautpun menghadangnya.
Ketika anaknya memegang tangannya
ia berkata :
Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
tanah Ambarawa yang kucinta
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita
dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah juwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang.
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa

Orang tua itu kembali berkata :
Lihatlah, hari telah fajar !
Wahai bumi yang indah,
kita akan berpelukan buat selama-lamanya !
Nanti sekali waktu
seorang cucuku
akan menacapkan bajak
di bumi tempatku berkubur
kemudian akan ditanamnya benih
dan tumbuh dengan subur
Maka ia pun berkata :
-Alangkah gemburnya tanah di sini!

Hari pun lengkap malam
ketika menutup matanya

W.S Rendra


2. SOAL
1.      Apa yang kalian ketahui tentang musikalisasi puisi?
2.      Bagaimana cara memusikalisasi puisi dengan baik?
3.      Unsur apa saja yang membangun sebuah musikalisasi puisi?
4.      Amanat apa yang ada dalam puisi Gugur karya WS. Rendra?
5.      Apa yang membedakan antara pembacaan puisi biasa dengan musikalisasi puisi?


DAFTAR PUSTAKA

http://www.rumpunnektar.com/2013/12/unsur-unsur-musikalisasi-puisi.html

Selasa, 21 Juni 2016

Makalah Pembelajaran Scramble


MODEL PEMBELAJARAN
SCRAMBLE

MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir mata kuliah Etika dan Profesi Pendidik

Dosen pengampu : Salimudin, M.Pd.

Oleh :

ASRI NUR INDAH A                       1515500013
DARMA SUSILO                             1515500018
ISTYWAN NURJANAH                  1515500037



PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016




PRAKATA

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk melengkapi sebagian tugas akhir semester di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Progam Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Pancasakti Tegal. Dalam penyusunan makalah ini sebelumnya penulis melaksanakan pengumpulan data dari berbagai sumber di internet.
Dalam  penulisan Makalah ini, tidak terlepas dari bantuan pihak lain, oleh karenanya kami menyampaikan terimakasih kepada Bapak Salimudin, M.Pd.  selaku Dosen pengampu mata kuliah Etika dan Profesi Pendidik.
Penulis juga menyadari dalam  penulisan makalah seminar ini masih banyak sekali kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi bahasanya,untuk itu penulis meharapkan kritik dan saran agar makalah ini lebih baik lagi.


Tegal, 17 Juni 2016

                                     Penulis






DAFTAR ISI

Halaman Judul
Prakata
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
1.2.    Rumusan Masalah
1.3.    Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.    Pengertian Model Pembelajaran Scramble
2.2.    Prosedur Pembelajaran dengan Metode Scramble
2.3.    Manfaat Penggunaan Metode Scramble
2.4.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble
2.5 Penerapan Metode Pembelajaran Scrambel pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
3.2.    Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Harjasurjana dan Mulyati dalam Rahayu (2007) “Mengemukakan bahwa Istilah “Scramble” berasal dari bahasa inggris yang berarti perbuatan, pertarungan, perjuangan.” Istilah ini digunakan untuk sejenis permainan kata, dimana permainan menyususn huruf-huruf yang telah diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat .
Menurut Fadmawati (2009) pembelajaran metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal, sedangkan Soeparno (1998:60) berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Hasil belajar mennurut Dimyati dan Mudjiono (2006), hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran . Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang maksimal, maka harus dipenuhinya factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar salah satunya adalah penggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai denag  proses belajar mengajar dikelas.
Pembelajaran akan lebih efektif apabila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai (Guntur, 2014).
Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengematan objek langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS, mengguanakan media yang ada di sekolah, dan menggunakan metode tanya jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal. Jika kondisi yang seperti ini tidak dicari alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, tidak ada hal yang membangkitkan motivasi siswa sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia jadi membosankan.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi kebanyakan siswa masih dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Siswa bosan dihadapkan dengan teks-teks yang dianggap membuat mengantuk dan tidak beranjak dari teks dan teks saja. Ketidaksukaan peserta didik ini terbukti jelas dengan hasil tes bahasa Indonesia yang seringkali menjadi hasil tes terendah dari semua mata pelajaran.
Sehingga untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa sekolah menengah pertama, perlu memanfaatkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran scramble agar prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa SMP dapat meningkat.

1.2. Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian Model Pembelajaran Scramble ?
2.    Bagaimana prosedur Model Pembelajaran Scramble?
3.    Apakah manfaat Model Pembelajaran Scramble?
4.    Apakah kekurangan dan kelebihan Model Pembelajaran Scramble?
5.    Bagaimana cara menerapkan Model Pembelajaran Scramble?

1.3. Tujuan
        1. Dapat mengetahui pengertian Model Pembelajaran Scramble.
        2. Mengetahui prosedur pembelajaran Scramble.
        3. Dapat mengetahui manfaat Model Pembelajaran Scramble.
        4. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan Model Pembelajaran Scramble.
        5. Dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan  Model Pembelajaran Scramble.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Metode Pembelajaran Scramble
Istilah scramble berasal dari bahasa inggris yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal. Sedangkan Soeparno berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk yakni:
a.       Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya:
·         alpjera = pelajar
·         ktarsurt = struktur

b.      Scramble kalimat: yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contohnya:
·         komme – Ich – aus – Bandung = Ich komme aus Bandung


c.       Scramble wacana: yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis, bermakna.
             Melalui pembelajaran kooperatif metode scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata,          kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih          baik dari susunan aslinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Pembelajaran kooperatif metode scramble adalah sebuah metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pelajaran membaca pemahaman bahasa Jerman.

2.2. Prosedur Pembelajaran dengan Metode Scramble
Pembelajaran kooperatif metode scramble, memiliki kesamaan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, yaitu siswa dikelompokkan secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, atau jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda. model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat dilakukan seorang guru dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·        Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang di acak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut     
·        Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa.
·        Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran metode scramble ini adalah model pembelajaran kelompok yang membutuhkan kreativitas serta kerja sama siswa dalam kelompok. Metode ini memberikan sedikit sentuhan permainan acak kata, dengan harapan dapat menarik perhatian siswa.

2.3. Manfaat Penggunaan Metode Scramble
 Bagi Peserta Didik:
 a.      Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengingat istilah yang sulit akan terkurangi bebannya.
 b.      Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar.
 c.       Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi.

  Bagi guru:
 a.       Mendapat Pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran.
 b.      Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan untuk memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik.
 c.       Guru dapat semakin menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan tapi tetap serius.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble
a.       Kelebihan
1.      Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif, sehingga dalam teknik ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.
2.      Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.
3.   Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.
4.      Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5.      Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju.

                 Kekurangan
1.      Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2.      Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
3.      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikann oleh guru.
4.      Metode permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.

2.5. Penerapan Metode Pembelajaran Scrambel pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Maka mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. 

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Di bawah ini akan dicontohkan penerapan penggunaan metode scramble pada mata pelajaran ips.
Ø  Media:
·         Membuat pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
·         Membuat jawaban yang diacak hurufnya

Ø  Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
·         Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
·         Membagikan lembar kerja sesuai contoh.

Contoh : Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A!
NO
KOLOM A
KOLOM B
1
... adalah cerita pendek yang memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
RCENPE
2
.... adalah merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan.
EMAT
3
Latar cerpen dapat berupa ... , waktu, suasana, dan budaya yang melingkupi cerpen.
EMAPTT
4
Sudut pandang adalah cara pengarang bercerita dengan menempatkan ... sebagai orang pertama, kedua, ketiga, atau bahkan di luar cerita.
EANGPAGNR
5
... adalah urutan atau jalannya cerita di dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis.
LUAR

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Scramble adalah sebuah permainan yang dapat dilakukan oleh 2-4 orang dalam permainan tersebut para pemainnya harus menyusun kembali kata-kata dari potongan kalimat-kalimat yang susunannya telah diacak terlebih dahulu. Secara umum digunakan untuk melatih siswa dalam menguatkan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melalui bantuan lembar kerja yang berisi kata-kata yang diacak hurufnya.

3.2. Saran
Beberapa saran yang bisa disampaikan dalam tulisan ini antara lain :
·        Dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,guru SD menerapkan model-model pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.
·        Metode Scramble masih banyak kekurangannya untuk itu para guru SD harus bisa membuat lebih bervariasi dan inovatif untuk mendorong motivasi siswa dan kemampuannya yang berbeda-beda.
·        Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia guru hendaknya berkreasi dalam memanfaatnya media pembelajaran yang menunjang efektifitas kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://pgsd-vita.blogspot.co.id/2013/01/metode-pembelajaran-scramble.html

http://soddis.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-dan-tujuan-bahasa-indonesia.html



http://www.kelasindonesia.com/2015/03/penjelasan-unsur-instrinsik-cerpen-dan-contohnya.html